ILMU KALAM (ILMU TAUHID)
1. 1.
Pengertian
Kata “ilmu” berasal dari bahasa Arab yang
berarti pengetahuan, kemudian “ilmu” digunakan untuk menunjukkan suatu
pengetahuan yang telah disusun secara sistimatis dan teratur sehingga antara
satu bagian dengan yang lainnya saling berkaitan. Kata “kalam” berasal dari
bahasa Arab juga yang artinya perkataan. Arti semula “al-kalam” adalah
kata-kata yang tersusun yang menunjukkan sesuatu maksud. Dalam kaitan ini
al-Qur’an disebut Kalamullah, seperti dijelaskan dalam ayat berikut ini:
أفتطمعون أن يؤمنوا لكم وقد كان
فريق منهم يسمعون كلام الله ثم يحرفونه من بعد ما عقلوه وهم يعلمون
“Apakah kamu masih mengharapkan mereka
akan percaya kepadamu padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah
lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mngetahuinya” (QS. al-Baqarah: 75)
Dengan demikian ilmu kalam adalah ilmu yang
membicarakan kalamullah, yaitu suatu ilmu yang berdiri sendiri sebagaimana yang
kita kenal sekarang. Menurut catatan ahli sejarah, istilah ini untuk pertama
kalinya digunakan pada masa Daulat Abbasyiyah, pada masa Khalifah al-Ma’mun (w.
218 H). Sebelumnya pem,bahasan tentang kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan kepada hal-hal yang ghaib
disebut al-fiqh fi al-dien atau al-fiqh al-akbar.
2. Tentang Penamaan Ilmu Kalam
Ada beberapa alasan mengenai ilmu yang membahas
tentang kepercayaan ini disebut Ilmu Kalam, yaitu :
a. Karena persoalan penting yang menjadi
pembicaraan abad-abad permulaan hijriyah ialah mengenai firman Allah
(Kalamullah) dan perdebatan sekitar apakah al-Qur’an bersifat qadim atau
hadits.
b.
Karena
pembicaraan para Mutakallimin banyak menggunakan dalil-dalil aqli (logika) dan
jarang sekali menggunakan dalil-dalil naqli (al-Qur’an dan al-Hadits).
c. Karena pembuktian kepercayaan-kepercayaan
agama menyerupai disiplin ilmu logika dan filsafat, maka pembicaraan soal-soal
kepercayaan agama ini dinamai Ilmu Kalam untuk membedakannya dengan logika dan
filsafat.
3.
Nama-Nama
Lain dari Ilmu Kalam
Dilihat
dari tujuan dan ruang lingkup serta obyek pembahasan Ilmu Kalam, maka ada
beberapa nama lain dari Ilmu Kalam, yaitu :
a.
Ilmu
Tauhid, dinamai demikian menurut A. Hanafi karena ilmu ini tujuannya untuk
meng-Esakan Tuhan dalam Dzat, Shifat dan Af’al-Nya. Dia Maha Esa, tidak ada
yang menyamai-Nya dan tidak ada yang menyamai ciptaan-Nya.
b.
Ilmu
Aqa’id, yaitu ilmu yang membahas tentang cara beriman yang kuat, kokoh dan
mantap kepada Allah SWT dan berbagai hal yang bersangkut-paut dengan-Nya.
c.
Ilmu
Ushuluddin, yaitu ilmu yang membahas pokok-pokok agama yang telah disampaikan
oleh para Rasul kepada umat manusia, yakni iman kepada Allah, kepada para
Malaikat, Kitab-Kitab-Nya, para Rasul, Hari Akhir dan qadar.
d. Al-Iman, istilah “Kitab al-Iman” untuk ilmu
Tauhid atau Ilmu Kalam; banyak para penulis menggunakan istilah ini sehubungan
dengan lapangan pembahasannya meliputi hal-hal kepercayaan atau keimanan kepada
Allah SWT dan hal-hal yang ghaib.
e. Teologi Islam, banyak pula penulis yang
menggunakan istilas teologi untuk Ilmu Kalam. Teo berarti Tuhan dan logi
berarti ilmu, jadi artinya ilmu tentang ketuhanan.
4.
Metode Ilmu Kalam
Para
peneliti umumnya berpendapat bahwa Teologi Islam (Ilmu Kalam) menggunakan
metode berfikir filsafat yang dipadukan dengan ajaran Islam. Dengan demikian Teologi Islam tidak dapat
dikatakan sebagai ilmu keislman murni, melainkan ilmu yang sudah dipengaruhi
pemikiran filsafat. Oleh karena itu sebagian Ulama Salaf, Ulama yang berpegang
teguh kepada al-Qur’an dan al-Sunnah secara ketat dan memahaminya secara
tekstual cenderung tidak mau menerima Teologi Islam sebagai ilmu keislaman,
karenanya mereka tidak mau mempelajarinya.
No comments:
Post a Comment