RIFA’IYAH
ISLAM LUGAS BERMARTABAT
A.
PENGERTIAN
Konsep Islam Lugas dan Bermartabat yang dijadikan
Tema Muktamar Rifa’iyah ke-9 Tahun 2018 adalah sama dengan konsep Islam
Wasathiyah yang dijadikan tema Musyawarah Nasional MUI ke-9, dan sama dengan sebelumnya
dalam Muktamar Nahdlatul Ulama disebut Islam Nusantara dan dalam Musyawarah
Nasional Muhammadiyah disebut Islam Berkemajuan, semuanya memiliki visi yang
sama.
Visi Islam Wasathiyah adalah prinsip jalan
tengah, jalan lurus dan moderat, la syarqiyyata wa la gharbiyyah, Islam
yang ramah dan santun, serta menolak segala bentuk ekstrimisme dan radikalisme.
Islam Nusantara adalah Islam yang toleran, dan Islam Berkemajuan adalah Islam
yang berperadaban. Sementara Islam Lugas Bermatabat adalah Islam yang lugu dan
mulia, ajarannya sederhana tetapi lengkap, mencakup semua aspek kehidupan, mudah
diterima dan mudah diamalkan, ramah, dan toleran.
Islam Lugas Bermartabat dicetuskan dalam tema Muktamar Rifa’iyah
ke-9 merupakan kristalisasi dari pandangan KH Ahmad Rifa’ie yang tertuang dalam
kitab-kitabnya yang ditulis dalam bahasa Jawa huruf pegon dan diamalkan oleh
santri Rifa’iyah hingga sekarang.
Islam Lugas Bermartabat juga sekaligus sebagai sikap tegas dari
warga Rifa’iyah dalam menampik faham-faham dan gerakan yang eksklusif,
intoleran, rigid, berpandangan sempit, suka mengkafir-kafirkan dan
memusyrik-musyrikan orang lain. Faham-faham demikian berpotensi munculnya Islam
ekstrim dan Islam radikal yang menghalalkan darah dan perampasan harta serta
melegalkan pembunuhan.
Islam Lugas Bermartabat adalah Islam yang dapat mewujudkan perubahan
umat menuju yang lebih baik (khairu ummah) tanpa menggunakan kekerasan, tetapi
memberikan keteladanan yang baik (uswah hasanah) dengan cirri-ciri
sebagai berikut :
1.
(الاعتدال) : Islam lugu, jejeg, sederhana, apa adanya, tidak
berlebihan dan tidak berbelit-belit;
2.
(الكامل) : Islam memberikan
petunjuk lengkap, meliputi hubungan dengan Khaliq (hablun minallah) dan
hubungan dengan sesama makhluq (hablun minannas wa hablun minal ‘alam);
3.
(الشامل) : Islam
mencakup pokok-pokok keimanan, pokok-pokok ibadah, dan pokok-pokok mu’amalah
dan mu’asyarah menuju keselamatan dunia dan
akhirat (لسعادة الدارين);
4.
(الدين يسر) : Islam mudah
difahami dan mudah diamalkan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik kaum terpelajar
maupun awam, miskin maupun kaya, pejabat maupun rakyat biasa;
5.
(رحمة للعالمين) : Islam yang ramah
dan santun, tidak ada pemaksaan dan tidak ada tindak kekerasan;
6.
(التسامح) : Islam
toleran, menghormati sesama penganut agama dan kepercayaan, tidak saling mencela
atau menyalahkan;
7. (يعلو ولايعلى عليه) : Islam bermartabat, Islam yang luhur dan mulia,
Islam yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.
B.
AYAT
DAN HADITS SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
1.
QS
Ali Imran, 3 : 19 :¨
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi
Allah hanyalah Islam.
2.
QS
Ar-Rum, 30 : 30 :
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus
kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah.
manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau
ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak
beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
3.
Hadits
riwayat Imam Al-Baihaqi dari Abu Hurarirah ra :
الدين
يسر, ولن يغالب الدين أحد إلا غلبه – رواه البيهقى وروى البخارى بلفظ إن الدين الخ
Agama itu mudah, dan seseorang tidak akan memperberat
agama kecuali menjadi berat baginya (HR Al-Baihaqi, dan Imam Al-Bukhari
menyebutkannya dengan ungkapan kalimat : sesungguhnya agama, dst.) dan dalam
suatu riwayat menggunakan kalimat (ولن يشاد) dan tidak akan memperberat (Muhammad
Abdurrauf Al-Manawie, Faidlul Kabir, 3 : 682-683)
Yang dimaksud dalam hadits bahwa agama dibangun di
atas kemudahan (al-tashil) dan ringan (al-tahfif) seperti dijelaskan dalam QS
Al-A’raf, 7 : 157 :
(Yaitu)
orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka[1]. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
[1] Maksudnya:
dalam syari'at yang dibawa oleh Muhammad itu tidak ada lagi beban-beban yang
berat yang dipikulkan kepada Bani Israil. Umpamanya: mensyari'atkan membunuh
diri untuk sahnya taubat, mewajibkan kisas pada pembunuhan baik yang disengaja
atau tidak membolehkan membayar diat, memotong anggota badan yang melakukan
kesalahan, membuang atau menggunting kain yang kena najis.
4.
Hadits riwayat Imam Bukhari, Muslim, Ahmad dan
Nasa’ie dari Anas ra :
يسروا ولا تعسروا وبشروا ولاتنفروا – رواه البخارى ومسلم
واحمد والنسائى
Permudahlah kalian dan jangan mempersukar,
dan berilah kabar gembira, dan janganlah kalian membuat lari (HR Bukhari,
Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah). Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa
Al-Asya’ari pada saat dirinya bersama Mu’adz bin Jabal diutus untuk berdakwah
ke negeri Yaman dengan menggunakan dhamir tatsniyah dan tambahan kalimat :
وتطاوعا
ولاتختلفا
Dan berbuat baiklah dengan suka rela, dan
janganlah perselisihan
Al-Kirmani dan lain-lain memberikan
komentar bahwa hadits tersebut termasuk ungkapan kalimat yang simple tetapi
mempunyai makna yang mencakup (min jawami’il halim) karena mencakup urusan
dunia dan akhirat, dunia merupakan negeri untuk beramal sedangkan akhirat
negeri untuk memperoleh hasilnya, maka Rasulullah SAW memberipakan perintah
bahwa untuk mencapai kebahagiaan dunia hendaknya dipermudah sedangkan yang
berhubungan dengan akhirat hendaknya diberi janji-janji memperoleh kebaikan dan
diberi khabar gembira (Muhammad Abdurrauf Al-Manawie, Faidlul Kabir, 6 : 568-569)
A.
ISLAM
LUGAS :
LUGAS (JW) ARTINYA (1) SAHAJA, APA ADANYA,
SEDERHANA, LUGU, (2) MENGENAI YANG POKOK-POKOK, YANG PERLU, (3) OBYEKTIF.
SYEKH AHMAD RIFA’IE :
1.
MENAMPILKAN
ISLAM APA ADANYA, SEDERHANA, DAN MENGGUNAKAN BAHASA DAN KALIMAT YANG MUDAH
DIFAHAMI
2.
MENGAJARKAN
ISLAM SECARA UTUH, MENCAKUP POKOK-POKOK KEIMANAN, POKOK-POKOK IBADAH,
POKOK-POKOK MU’AMALAH, DAN POKOK-POKOK PERGAULAN (MU’ASYARAH).
3.
OBYEKTIF,
BERDASARKAN AL-QUR’AN, AL-HADITS, DAN QAUL ULAMA, BUKAN BERDASARKAN PENDAPAT
PRIBADI.
4.
DASAR
AL-HADITS : HADITS RIWAYAT IMAM BAIHAQI DARI ABU HURAIRAH RA SESUNGGUHNYA NABI
SAW BERSABDA :
B.
BERMARTABAT
:
ARTINYA : LUHUR, MULIA, (MEMILIKI) DERAJAT,
TINGKAT(AN), PANGKAT, GENGSI, HARGA DIRI.
MENEMPATKAN ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG LUHUR
DAN MULIA DAN KEHIDUPAN AKHIRAT DIJADIKAN SEBAGAI TUJUAN AKHIR DARI SEMUA AMAL
DAN PENGORBANAN.
DASAR DARI AL-QUR’AN : QS ALI IMRAN, 3 :
19 :
19.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab-Nya.
[189] Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang
diturunkan sebelum Al Quran.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi
Allah hanyalah Islam.
ISLAM ARTINYA SELAMAT (AL-SALAM), DAMAI
(AL-SHULH). TUNDUK (AL-KHUDLU’). DAN PATUH (AL-INQIYAD).
QS AN-NISA, 4 : 125 ;
Dan siapakah yang
lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada
Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
Islam adalah agama
yang luhur, yang lainnya tidak ada yang mengungguli (الاسلام
يعلو ولا يعلى عليه)
C.
TUJUAN
:
1.
AMRIH
SAHE IMAN
2.
AMRIH
SAHE IBADAH
3.
AMRIH
RIZKI KANG HALAL
D.
CARA
:
1.
MELAKSANAKAN
KEWAJIBAN (NETEPI WAJIB)
2.
MENINGGALKAN
LARANGAN (TINGGAL MAKSIAT)
3.
IKHLAS
KARENA ALLAH SEMATA (AMANDENG MARING KANUGRAHANE ALLAH)
E.
DAKWAH AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH
MENDAKWAHKAN FAHAM AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH
DALAM ARTI MENGIKUTI FAHAM IMAM ASY’ARI DAN MATURIDI DALAM ILMU TAUHID,
MENGIKTI IMAM HANAFI, MALIKI, SYAFI’IE DAN HANBALI DALAM LMU FIKIH, DAN
MENGIKUTI IMAM JUNAID DAN IMAM GHAZALI DALAM ILMU TASAWUF, SYEKH AHMAD RIFA’IE
MENDAHULUI DAKWAH NAHDLATUL ULAMA (PROF. ABDUL JAMIL)
F.
GERAKAN PEMURNIAN
MENDAKWAHKAN
KEMBALI KEPADA AL-QUR’AN DAN HADITS DAN PETUNJUK PARA ULAMA (ALIM ADIL) KEPADA
MASYARAKAT JAWA YANG ANIMIS, DINAMIS DAN SINGKRITIS, SYEKH AHAMD RIFA’IE
MENDAHULUI MUHAMMADIYAH (FAKTA HISTORIS).
1.
Jawa
banget, tetapi bukan kejawen
2.
Nusantara
banget, tetapi tidak sinkritis
3.
Reformatif
banget, tetapi bukan wahabi